Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI ) Kelas 5 SD/MI Pembelajaran 8

 


PEMBELAJARAN 8

MARI HIDUP SEDERHANA DAN IKHLAS

        Pada masa pandemi covid 19 ini seluruh aktifitas yang biasanya berjalan lancar menjadi terhambat, sebab kita semua harus menjaga jarak, menghindari krumunan dan patuh pada protokol kesehatan. salah satu kegiatan yang sampai sekarang masih belum berani menjalankan aktifitas seperti biasa adalah bidang pendidikan, mengapa? karena pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar dengan tatap muka dan bertemu didalamnya juga berisi anak-anak yang belum bisa menerapkan protokol kesehatan, maka dari itu inisiatif pemenrintah dalam memutusrantai penyebaran virus covid 19 dengan mengadakan belajar di rumah atau terkenal dengan istilah WFH (Work from Home).

       Menghadapi kondisi yang seperti ini guru dan orang tua harus extra sabar menghadapi anak-anaknya. karena pembelajaran online bukan pembelajaran yang sangat mudah tetapi cukup menyulitkan orang tau dan guru. kenapa demikian? karena belajar Daring (Dalam Jaringan) atau Luring (Luar Jaringan) butuh suport penuh terhadap jaringan internet, prangkat handphone atau laptop yang jarang dimiliki oleh orang tua siswa. maka dari itu khususnya guru harus lebih giat dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan diajarkan. berikut ini kita sajikan materi pembelajaran PAI yang siap diajarkan kepada anak didiknya dan semoga materi Materi PAI Daring Kelas 5 SD/MI Pembelajaran 8 ini memeberikan manfaat bagi yang membanya.. aamiin

A. Mari Hidup Sederhana

    Menurut al-Qur’an, hidup sederhana itu adalah di antara berlebihan dan kikir. Berlebihan artinya tidak wajar atau aneh-aneh, sedangkan kikir artinya terlampau hemat atau disebut juga pelit. Dalam menggunakan uang jajan dianjurkan agar tidak berlebihan dan tidak pula kikir. Hidup sederhana bukan berarti harus miskin, atau tidak punya apa apa. Contoh sederhana misalnya makan bakso, antara makan dua mangkok dengan seperempat mangkok, maka yang dianggap sederhana dari itu adalah makan bakso satu mangkok.       

    Meskipun Nabi Muhammad saw. seorang rasul dan pemimpin yang memiliki pengaruh dan kekuasaan, namun ia selalu hidup sederhana dan menghindari hidup mewah dan boros.  Menurut riwayat, Nabi Muhammad saw. selalu tidur beralaskan sehelai tikar, dan kalau ia terbangun dari tidurnya, terlihat ada bekas tikar di pipinya. Begitu sederhananya kehidupan nabi, tapi ia sangat mulia di hadapan Allah Swt.. Mampukah kita seperti nabi? 

Apa keuntungan hidup sederhana? 

    Nabi harus menjadi teladan kita. Ketaatan dan kesederhanaan Nabi Muhammad saw. harus dicontoh dengan segenap kemampuan kita. Orang yang hidup sederhana bukan berarti orang miskin atau tidak punya. 

Keuntungan sederhana antara lain seperti berikut. 

• Orang yang hidup sederhana berarti telah mengamalkan ajaran agama atau perintah Allah Swt. ,dan orang tersebut mendapat pahala. 

• Orang yang hidup sederhana berarti telah mampu melawan godaan setan yang mendorong hidup boros. 

• Orang yang hidup sederhana biasanya rendah hati, dan disenangi banyak orang. 

• Orang yang hidup sederhana tidak akan ditimpa penyakit resah-gelisah 

• Orang yang hidup sederhana tidak akan pernah mengambil harta orang lain.

Perhatikan dan bacalah dengan sungguh-sungguh Q.S. al-Isra/17: 27 berikut ini. 

Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” 

    Menurut ayat 27 surah al-Isrā di atas, pemboros adalah saudara setan, sedangkan setan sangat ingkar kepada Allah. Berarti orang yang suka boros adalah orang yang ingkar kepada Allah Swt. Ingkar artinya tidak menuruti perintah Allah Swt. Aku harus bisa hidup sederhana.

    Semua orang bisa hidup sederhana, tergantung pada kemauannya. Mulailah dengan niat yang ikhlas untuk hidup sederhana, karena hidup sederhana adalah perintah Allah. Mulailah dengan membiasakan makan-minum sederhana tidak berlebihan, menggunakan uang jajan secukupnya sesuai kebutuhan pokok saja, membeli pakaian tidak selalu mengikuti model, demikian seterusnya. 

    Kalau hidup sederhana tidak dimulai dari sekarang, maka sikap boros itu pun akan terus berlanjut sampai hari tua. Bahayanya, kalau sikap boros itu suatu ketika tidak dapat terpenuhi, maka timbullah berbagai macam permasalahan, seperti gelisah, marah, mengambil barang orang lain, dan menghalalkan segala cara

B. Mari Ikhlas Beramal

1. Apa itu Ikhlas?

    Ikhlas maknanya bersih. Bersih dari kotoran. Ikhlas adalah perbuatan hati, karena ikhlas itu ada di dalam hati. Misalnya kalau dikatakan “ikhlas bersedekah” artinya memberikan dengan hati bersih. Contoh lain, “Pak Ahmad membantu dengan ikhlas”, artinya pak Ahmad membantu dengan hati bersih tanpa mengharapkan sesuatu balasan atau imbalan.

    Kata “ikhlas” sering juga dihubungnkan dengan kalimat “karena Allah”. Misalnya, “Pak Ahmad membantu dengan ikhlas karena Allah”. Maka ketika Pak Ahmad membatu orang lain, di hatinya hanya ada semboyan “membantu adalah perintah Allah”. Tetapi, kalau Pak Ahmad membantu dengan berharap pujian orang, maka Pak Ahmad belum ikhlas. 

    Nah, bagaimana bila bekerja dan memperoleh gaji? Tidak selamanya berbuat atau bekerja yang mendapatkan imbalan atau bayaran dikatakan tidak ikhlas. Yang mendapatkan imbalan pun bisa disebut ikhlas. Contoh, ketika seseorang diminta membantu pekerjaan dengan imbalan 50 ribu rupiah, berarti orang tersebut sudah ikhlas membantu dengan imbalan yang disepakati. Di situ tidak ada yang merasa dirugikan atau pun yang mendapat pujian. 

Suatu ketika Rasulullah saw. pernah bersabda, 

“Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (keikhlasan) hatimu”. (H.R Muslim). 

Karena ikhlas adalah merupakan buah dan intisari dari iman. Seseorang dianggap beragama dengan benar jika amal ibadahnya dilaksanakan dengan ikhlas. 

2. Ikhlas beramal karena Allah. 

    Beramal yaitu melakukan perbuatan baik. Semua perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas menurut ajaran Islam akan mendapat pahala. Perhatikan dan bacalah firman Allah Swt. Q.S. al-Bayyinah/98: 5 berikut ini. 

Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (Lurus, berarti jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan). 

    Di dalam ayat di atas dinyatakan: “Menyembah Allah dengan ikhlas”, berarti melakukan ibadah salat harus dengan ikhlas karena Allah semata. Apabila beribadah salat dilakukan supaya mendapat pujian dari orang tua atau guru, maka salatnya tidak termasuk beramal ibadah yang ikhlas. Jadi taat kepada Allah pun harus dengan ikhlas. 

    Ciri –Ciri orang yang Ikhlas antara lain ialah seperti berikut ini. 

1. Beramal dengan sungguh-sungguh tanpa mengharapkan pujian dari manusia. Pujian bukan harapan kita meskipun ada orang yang memuji. 

 2. Beramal dengan tekun dan rajin semata-mata karena tindakan itu adalah perintah Allah Swt. Tentu ada yang memuji, tetapi pujian bukan tujuan. 

3. Tidak memamerkan dan menceritakan amalnya kepada orang lain 

4. Tidak pernah mengeluh dalam melaksanakan tugas


Artikel Terkait :

☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 1 SD/MI

☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 2 SD/MI

☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 3 SD/MI

☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 4 SD/MI

☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 5 SD/MI

☑ Rangkuman Materi Pembelajaran Agama Islam (PAI) Kelas 6 SD/MI


0 comments

Post a Comment